Mikamoney.com– Psycho-Cybernetics Untuk Kesuksesan. Seorang dokter bedah Maxwell Maltz menyebutkan dalam bukunya The New Psycho-Cybernetics bahwa manusia dilengkapi dengan seperangkat alat yang canggih dalam dirinya yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan apa saja yang diinginkan
Sistem perangkat canggih yang disebutnya sebagai Psycho-Cybernetics ini semacam rudal yang bisa diarahkan untuk mencapai sasaran yang dituju dengan memberlakukan sistem kontrol otomatis dan sistem koreksi sebagai pemandunya
Namun demikian manusia bukanlah mesin, bukan pula komputer tetapi dalam pengertian yang sangat nyata manusia mempunyai mesin sukses yang mirip komputer yang sangat besar dayanya.
Otak fisik dan sistem syaraf manusia membentuk mekanisme kontrol otomatis yang anda gunakan dan yang beroperasi sangat mirip seperti komputer, suatu alat pencapai sasaran mekanis.
Otak dan sistem syaraf anda membentuk mekanisme pencapai sasaran yang beroperasi otomatis untuk mencapai sasaran tertentu, sama seperti sebuah torpedo atau rudal yang mencari sendiri sasarannya
Mekanisme kontrol otomatis yang terpasang pada semua manusia berfungsi sebagai sistem panduan untuk secara otomatis menyetir anda kearah yang benar dalam mencapai sasaran-sasaran tertentu atau memberikan respon-respon yang tepat terhadap lingkungan. Juga berfungsi sebagai ‘otak elektronis’ yang dapat berfungsi otomatis untuk memecahkan berbagai masalah, memberi anda jawaban-jawaban yang anda butuhkan, dan memberikan ide-ide atau inspirasi baru
Cybernetics berasal dari bahasa yunani yang secara harfiah berarti “pengemudi”.
Mekanisme kontrol otomatis dibangun seperti itu sehingga secara otomatis “mengendalikan” jalannya menuju sebuah sasaran, target, atau jawaban.
Mekanisme kontrol otomatis ini bisa menjadi mekanisme sukses dan juga bisa menjadi mekanisme gagal tergantung pada perintah atau pemrograman yang diterimanya melalui citra diri anda
Cetak Biru Rahasia Anda
Penemuan terpenting dalam ilmu psikologis jaman modern adalah penemuan citra diri. Dengan memahami citra diri dan dengan belajar memodifikasinya serta mengelolanya agar sesuai dengan maksud dan tujuan anda, anda meraih keyakinan serta kuasa yang luar biasa.
Entah kita sadari atau tidak, masing-masing manusia membawa cetak biru dalam dirinya, yakni gambaran mental tentang diri kita sendiri.
Mungkin cetak biru atau gambaran mental tersebut kabur atau tidak jelas bagi tatapan kesadaran kita. Malah, mungkin saja tidak kita kenali sama sekali secara sadar. Tetapi ia ada, lengkap dan detail.
Citra diri inilah konsepsi kita sendiri tentang “seperti apa aku ini”. Citra diri ini terbentuk dari kepercayaan-kepercayaan kita sendiri tentang diri sendiri.
Kebanyakan kepercayaan-kepercayaan kita sendiri ini secara bawah sadar telah terbentuk dari pengalaman-pengalaman kita dimasa lalu, sukses-sukses serta kegagalan-kegagalan kita, dan cara orang lain bereaksi terhadap kita, terutama dimasa kecil.
Dari semua ini terbentuk secara mental tentang diri atau gambaran tentang diri.
Begitu suatu ide atau kepercayaan tentang diri sendiri masuk ke dalam gambaran ini, ia menjadi “kebenaran” menyangkut pribadi kita. Kita tidak mempertanyakan keabsahannya, tetapi bersikap seolah-olah itu benar.
Secara spesifik, semua perbuatan anda, perasaan anda, perilaku anda bahkan kemampuan-kemampuan anda selalu konsisten dengan citra diri ini.
Anda bersikap seperti yang anda bayangkan tentang diri sendiri
Dengan kata lain, Anda tidak bisa bersikap lain, terlepas dari segala upaya atau kemauan sadar anda (inilah sebabnya, berusaha mencapai sesuatu yang sulit dengan menggertakan gigi adalah tindakan sia-sia, kemauan bukanlah jawabannya. Jawabannya adalah pengelolaan citra diri)
Jadi citra diri mengendalikan apa yang bisa dan tidak bisa anda capai, apa yang sulit atau mudah bagi anda, bahkan bagaimana orang lain bereaksi terhadap anda, sama pastinya dan sama ilmiahnya seperti thermostat mengendalikan temperature suhu di rumah anda.
Apa Itu Citra Diri ?
Citra diri adalah suatu asumsi, suatu dasar atau landasan atas seluruh kepribadian anda, perilaku anda, dan bahkan keadaan-keadaan anda, dibangun.
Akibatnya, pengalaman-pengalaman kita tampaknya membuktikan hal tersebut sehingga menguatkan citra diri kita, dan terciptalah lingkarannya, entah lingkaran setan ataupun lingkaran keberuntungan.
Orang yang mempersepsikan dirinya sebagai orang pecundang akan menemukan cara untuk gagal, terlepas dari segala niat baiknya atau kemauannya, walaupun pun peluang itu benar-benar diberikan kedalam pangkuannya.
Orang yang memandang dirinya korban ketidakadilan, yang memang di takdirkan ‘menderita’, pasti menemukan keadaan-keadaan yang membuktikan pandangannya itu.
Sebagai contoh, seorang siswa yang memandang dirinya sebagai siswa bodoh dalam matematika pasti menemukan bahwa hal itu terbukti dari raportnya, demikian lainnya yang menemukan bukti atau berusaha menemukan pembenaran sebagai bukti bahwa dirinya tidak layak terhadap suatu hal.
Karena bukti yang dianggapnya objektif ini, jarang sekali terpikirkan oleh kita bahwa masalah kita terletak justru pada citra diri kita atau evaluasi kita sendiri tentang diri sendiri.
Katakanlah kepada siswa yang mengangap dirinya bodoh pada pelajaran matematika bahwa itu hanyalah anggapannya saja maka ia akan meragukan anda.
Ia telah berusaha berulang-ulang belajar matematika tetapi tetap saja hasilnya tidak berubah. Ia tahu benar betapa keras ia telah berusaha tetapi gagal juga
Jelaslah bahwa tidak cukup mengatakan “semuanya itu hanyalah di dalam pikiranmu saja” tetapi lebih tepat kalau kita jelaskan bahwa “itu” adalah didasarkan pada pola berpikir yang sudah tertanam, yang mungkin tersembunyi, yang kalau diubah akan membebaskan anda untuk menggali lebih banyak potensi anda serta mengalami hasil-hasil yang jauh berbeda.
Citra Diri Bisa Diubah
Ini membuktikan bahwa citra diri itu: bisa di ubah. Citra diri harus merasa diri anda dapat diterima oleh anda. Anda harus mempunyai harga diri yang sehat.
Dan Anda harus mempunyai diri yang dapat anda yakini dan percayai. Anda harus mempunyai diri yang tidak membuat anda malu, yang dapat secara bebas anda ekspresikan secara kreatif, ketimbang anda sembunyikan atau anda tutupi.
Anda harus mengenal diri sendiri – baik kekuatan maupun kelemahan anda- dan jujur dengan diri sendiri menyangkut keduanya.