Kenapa Harus Mengeluarkan Uang Banyak Hanya Untuk Kuliah di PTN !

Kenapa Harus Mengeluarkan Uang Banyak Hanya Untuk Kuliah di PTN !
Kenapa Harus Mengeluarkan Uang Banyak Hanya Untuk Kuliah di PTN ! (Photo by Joshua Hoehne on Unsplash)

Kuliah di PTN- Media memberitakan tentang kasus suap tangkap tangan rektor salah satu kampus negeri (PTN) untuk penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri yang mencapai sampai miliaran rupiah.

Yang menjadi pertanyaan saya, kenapa orang tua (uangnya pasti dari orang tua si calon mahasiswa) mau mengeluarkan uang hingga ratusan juta hanya untuk kuliah di PTN! yang belum tentu menjamin masa depan si anak?

Kenapa uang ratusan juta yang digunakan untuk suap dari jalur mandiri itu tidak digunakan untuk hal lain yang mungkin lebih berguna bagi masa depan si anak? Misalnya,digunakan sebagai modal agar si anak menjalankan bisnis sambil belajar berbisnis

Toh, kalaupun diterima di PTN dengan menyuap, apakah si Anak sudah pasti sukses? Apakah si anak terjamin diterima dalam pekerjaan mapan dengan gaji tinggi?

Apakah si anak otomatis setelah lulus kuliah langsung keterima jadi PNS atau BUMN ? semua itu tidak menjamin, si anak harus berproses sendiri untuk mencapai keberhasilannya

Kalau jaman dulu, kasus suap biasanya terdengar dalam penerimaan cpns seperti yang diungkapkan dalam banyak berita.

Walaupun suap seperti ini tidak benar, tapi masih masuk akal orang berani mengeluarkan uang ratusan juta agar anaknya diterima jadi PNS karena kalau sudah keterima jadi PNS si anak akan mendapatkan gaji dan pendapatan bulanan dalam hidupnya. Tapi, menyuap hanya untuk keterima di kampus PTN adalah sesuatu yang menurut saya absurd

Kenapa Absurd? Karena, kuliah di PTN tidak menjamin kesuksesan akan masa depan. Kedua, banyak kampus swasta yang tidak kalah bagusnya dengan status akreditasi A.

Read also :  Perang Asimetris Strategi Masa Depan

Ketiga, ketika melamar pekerjaan atau ikut seleksi CPNS, tidak ada screening apakah seseorang lulusan kampus PTN ternama atau tidak ?

Semua lulusan kampus dalam negeri maupun luar negeri yang memiliki akreditasi minimal B bisa ikut seleksi CPNS. Seleksi umum dan terbuka ini yang menentukan adalah kualitas individu bukan dari nama kampusnya

Lalu, Bagaimana seharusnya anak yang tidak lulus kampus kuliah di PTN ?

Menurut hemat saya, tidak perlu memaksakan diri apabila tidak lulus seleksi di kampus PTN. Cari alternative dengan kuliah di kampus swasta, sambil mengolah diri dan mengembangkan diri selama kuliah.

Berproses terus untuk belajar, mengembangkan hobi dan bisnisnya. Bukankah banyak startup yang bermunculan dari hasil mengembangkan hobi dan bisnis pada saat pendirinya masih kuliah?

Ada beberapa kata motivasi yang menyatakan bahwa seseorang yang rajin sekolah akan menjadi karyawan yang baik.

Sebaliknya, seseorang yang rajin belajar mandiri dalam kehidupannya akan menjadi  pemilik bisnis (bos) yang handal.

Elon Musk mengatakan, tidak perlu bingung pebedaan antara sekolah dan pendidikan. Saya tidak sekolah di Harvard tapi orang-orang lulusan kampus itu bekerja untuk saya

Demikian pula dengan pembelajaran. Sebagian orang menganggap setelah lulus dari kampus berhenti untuk belajar, itu adalah sesuatu yang tidak benar.

Pembelajaran itu berlangsung terus-menerus dan tanpa henti, self-leaner itu lebih penting daripada hanya sekedar pergi ke kampus untuk mendapatkan gelar dalam ijazah

Antara Bisnis dan Karyawan

Apakah anda masih ingat teman sekelas dari SD sampai SMA yang selalu peringkat satu ? jadi apa mereka sekarang? Apakah jadi PNS ? ataukah tidak jadi apa-apa! Padahal mereka dulunya mendapatkan pujian dari para guru dan teman-temannya sebagai murid teladan

Read also :  Untuk Apa Kuliah Kalau Ujungnya Sulit Dapat Kerja

Anak-anak yang pintar di sekolah dan belajar giat ujung-ujungnya menjadi PNS, entah itu dokter, guru/dosen atau PNS lainnya. Setinggi-tingginya jabatan di PNS, Jabatan ini tidak di wariskan kepada anak cucu.

Dan jabatan ini bukanlah sesuatu yang wow karena sebelum kita telah banyak orang yang menjadi PNS seperti kita, dan kita menyuruh anak untuk rajin belajar, pergi ke sekolah dan mendapatkan nilai yang baik kemudian di terima di kampus terkenal di Indonesia, ujungnya jadi apa? Palingan ya, jadi PNS seperti orang tuanya yang menyuruhnya belajar di sekolah

Lingkaran ini tidak akan berubah selama tidak mengubah mindset-nya. Kenapa kita tidak menyuruh anak belajar giat yang mendukung kesukaan/hobynya! Kenapa kita tidak mengajari anak cara berbisnis yang justru akan bermanfaat dalam kehidupannya !

Setinggi-tingginya jabatan dalam perusahaan atau instansi pemerintah, tetap itu adalah posisi karyawan atau staf karena ada lagi yang lebih tinggi dalam posisi jabatannya.

Dan setinggi-tingginya jabatan itu kalau sudah pensiun tidak bisa diwariskan kepada anak. Berbeda dengan kerajaan bisnis, sampai Anda meninggalpun tetap Anda berada dalam poisisi atas (CEO atau pemilik) sampai anda bosan dengan itu semua, dan jabatan anda itu bisa anda berikan kepada anak anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *