Perang Asimetris Strategi Masa Depan

Posted on

Mikamoney.com– Perang Asimetris dan Strategi Pertempuran Masa Depan.

Beberapa hari yang lalu terjadi pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia karena sengketa teritori Nagorno-Karabakh yang telah lama terjadi.

Secara hukum Internasional Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan sejak Uni Soviet pecah walaupun sempat mendeklarasikan menjadi Negara sendiri namun tetap dianggap sebagai wilayah Azeri (sebutan Azerbaijan).

Namun, secara sosicio cultural Nagorno-Karabakh dihuni oleh etnis Armenian yang katolik, mereka menggunakan bahasa Armenian yang berbeda dengan penduduk Azeri pada umumnya yang beragama Islam dan menggunakan bahasa Azeri

Karena ada ikatan emosional ini maka Armenian merasa perlu untuk mengintervensi dengan membantu Nagorno-Karabakh untuk berdiri sendiri dan terpisah dari Azerbaijan,

Armenian menurunkan pasukannya dan mempersenjatai pemberontak Nagorno-Karabakh untuk melawan Azeri.

Maka bisa ditebak apa yang terjadi? Tentu saja perang, dan beberapa hari kemarin terjadi perang secara terbuka di wilayah Nagorno-Karabakh antara dua militer Negara yang berada di wilayah itu,

Kedua militer Negara tersebut sama-sama mengerahkan persenjataan arteleri berat dan keduanya menggunakan senjata canggih lainnya

Bahkan beredar isu kalau dua Negara ini mendapat backingan dari Negara lain seperti supply senjata Rusia untuk Armenia dan bantuan pesawat tempur maupun drone dari Turki untuk Azeri

Yang menarik untuk disimak bukan siapa backingnya tapi strategi tempurnya yang diterapkan oleh kedua Negara yang bertikai ini.

Armenia menerapkan tank, artileri, peluncur roket, dan anti pesawat S-300 yang terkenal canggih serta membuat pos-pos dan parit untuk menaruh mesin perang tersebut.

Read also :  Titik Balik Jepang Menjadi Negara Modern

Sebaliknya Azeri lebih mengandalkan drone, artileri dan pesawat tempur dibandingkan mengerahkan mesin perangnya di daratan.

Hasilnya apa? Armenia menarik diri pada hari senin (5/10) dari wilayah sengketa Nagorno-Karabakh tepat tujuh hari sejak perang dimulai.

Ini berarti bahwa strategi Azeri lebih unggul dibandingkan strategi yang diterapkan Armenia dan sekaligus membuktikan bahwa strategi perang ke depan tidak lagi konvensional berhadap-hadapan tatap muka tapi pertempuran asimetris

Yang melibatkan semua lini udara, darat, laut yang saling terkoneksi ibarat bermain game dalam layar monitor dengan melibatkan banyak gamer.

Untuk menghancurkan pasukan musuh hanya dengan menekan tombol depan layar monitor karena drone dengan rudal penghancur menjadi penjelajah di medan perang yang mencari mangsa untuk dilumat

Azeri dikabarkan menggunakan drone Bayraktar dari Turki, drone yang dikenal dengan nama singkat TB-2 ini memiliki daya jelajah lebih dari 150 kilometer dan mampu beroperasi 24 jam serta mampu terbang hingga ketinggian 22.500 kaki.

Drone ini juga yang menghancurkan sistem rudal canggih S-300 milik Armenia serta melumat banyak tank dan Instalasi artileri lainnya.

Keberadaan drone ini bahkan tidak terdeteksi oleh militer Armenia, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh ledakan disekelilingnya dan menghancurkan semua kendaraan perang yang ada disekitarnya tanpa mengetahui dimana posisi musuh yang menembakkan rudal ke arah mereka  

Demikian pula yang terjadi di Suriah dan Iraq saat dikuasai ISIS, pasukan koalisi khususnya Amerika menerapkan drone untuk menghancurkan sarang ISIS.

Bahkan semangat prajurit dan persenjataan berat ISIS di daratan tidak mampu membendung drone karena mereka tidak bisa menjangkau keberadaannya dan tidak punya senjata atau sistem anti drone.

Sebaliknya, pasukan yang menjalankan drone itu dengan mudahnya melumat pasukan ISIS ibarat segerombolan semut yang disiram dengan air dari atas, hanya menekan tombol dan melihat layar monitor saja pasukan lawan terdeteksi semua tidak ada tempat untuk bersembunyi baginya

Read also :  Agama Cinta-Agama Masa Depan

Sistem pertempuran dengan bersembunyi di parit seperti perang dunia I atau menerapkan tank, pesawat bersamaan dengan pasukan infantry seperti perang dunia II sudah tidak relevan lagi karena saat ini dan kedepannya

Sistem pertempuran bergeser kearah pertempuran bayangan dimana musuh tidak terlihat ada dimana, dan semua sistem mesin tempur saling terkoneksi satu dengan lainnya yakni drone, pesawat tempur, pasukan infantry, tank, kapal laut

Dan kapal selam semuanya saling terhubung dengan satelit yang menjadi induknya dan tidak ada tempat untuk bersembunyi karena terpantau dari angkasa.

Negara kita Indonesia tentunya sudah tau tentang ini karena banyak pakar militer maupun pengamat yang telah banyak makan asam garam membahas pertempuran asimetris, dalam perang di masa depan, drone dan mesin perang tak berawak memiliki peran signifikan dalam menentukan kemenangan dalam pertempuran.      

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *