PNS Sombong Akan Menyesal Masa Pensiunnya

Posted on

Mikamoney.com- PNS Sombong Akan Menyesal Masa Pensiunnya. Pernahkah kalian perhatikan dilingkungan kerjamu ada pegawai sombong yang merasa dirinya tokoh sentral

Ibarat para pejabat zaman dulu yang sangat berkuasa dan menjadi para pati dilingkungan pemerintahan yang bergaya layaknya raja-raja zaman majapahit dengan memakai baju safari?

Kemana mereka semua saat ini, padahal di zamannya mereka sangat berkuasa sekali dilingkungannya entah dilingkungan kerja, kantor atau organisasinya

Jika kita lihat pada saat ini pun masih banyak sisa-sisa purbakala gaya pejabat zaman dulu seperti itu dimana mereka yang menduduki jabatan di lingkungan instansi sangat angkuh dan sombong sekali

Seakan-akan kantor tempatnya bekerja itu menjadi milik pribadinya, rasa angkuh dan sok berkuasa seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: alasan primordial, merasa paling berjasa terhadap kantor, dan merasa paling senior

Alasan primordial, biasanya terjadi pada instansi yang ada di daerah-daerah dan tidak sedikit pula di instansi pusat yang ada di daerah bahkan yang ada di pusatpun bisa demikian.

Pegawai yang terdiri dari orang asli daerah dimana kantor itu berada merasa paling memiliki kantor tersebut dengan alasan mereka-lah penduduk asli

Sedangkan lainnya penduduk palsu hanya numpang mencari makan seakan-akan hanya ditempatnya saja yang paling banyak makanan.

Kedua, PNS sombong menganggap dirinya paling berjasa dan paling banyak hasil kerjanya

Seakan-akan kalau tidak ada dirinya kantor akan tutup karena hanya dirinya yang bisa mengerjakan dan menjalankan kantor dengan gaya begitu membentuk dirinya sebagai tokoh sentral di kantornya.

Ketiga, merasa paling senior dan bertindak bak raja zaman majapahit yang minta diladeni dan dihormati oleh pegawai junior yang baru masuk.

Read also :  Tidak Populer di Sekolah! Tapi Sukses Saat Dewasa

Gaya dan pola pemikiran seperti inilah yang menghambat Indonesia menjadi maju, jika hal ‘kecil’ seperti ini menumpuk dan dibiarkan maka keputusan besar dan kebijakan sebagus apapun tidak akan berjalan optimal karena ujung tanduknya tidak tajam. Lalu, bagaimana yang seharusnya terjadi?..

Perlu diyakinkan bahwa jabatan, instansi atau kantor pemerintahan bukan milik keluarga atau privat. Dengan menyadari seperti itu maka kalian akan tahu bahwa suatu saat kalian akan juga diganti, jabatan yang kalian banggakan entah seberapa berkuasanya kalian saat ini entah seberapa banyak bawahan dan pengikutnya saat ini suatu saat kalian akan diganti

Dan kalian pun akan pensiun bahkan bisa jadi tidak akan ada satupun yang akan menghormatimu dan orang yang sombong masa hidupnya akan mati terhina dan penuh penyesalan disaat akhir hayatnya

Apalagi kalau semasa berkuasanya sewenang-wenang berlagak kayak raja tunggal di dunia yang harus dicium kaki dan dituruti segala perintahnya, tunjuk sana-tunjuk sini semaunya

Perlu disadari bahwa ketika kalian menjadi  pegawai maka yang harus dilakukan adalah bertindak profesional, apa yang dimaksud professional itu ?

Kalian tahu apa yang harus dilakukan, bertindak berdasarkan keahlianmu sesuai dengan koridor jabatan dan fungsi pekerjaan.

Namun tidak ada salahnya jika diberi tugas pekerjaan lainnya kalian bisa mengerjakannya namun tidak perlu memaksakan diri dan harus berani berkata tidak jika memang diperlukan untuk mengatakannya

Kalian tidak harus menjilat dan menunduk-nunduk kepada atasanmu bersikaplah respek sebagaimana mestinya karena ketika masuk kedalam lingkungan pekerjaan atau instansi budaya organisasi yang berlaku bukan budaya adat atasanmu

Dan kamu tidak harus menyesuaikan dengan budaya daerah atau suku/etnis atasanmu, hormati dan respek kepada semua orang baik yang muda atau yang tua

Bukan hanya yang tua minta di hormati namun yang muda pun kalian harus respek karena masing-masing individu adalah manusia sama seperti lainnya yang memiliki peran dan fungsinya masing-masing.

Read also :  Belajar Giat di Sekolah Ujungnya Untuk Menjadi PNS ? Menjadi Pegawai Negeri

Ingat yaa, instansi pemerintahan itu bukan instansi adat dan instansi pemerintahan bukan milik etnis tertentu, jika kalian berada dalam lingkup keraton atau istana tertentu boleh lah kalian menyesuaikan dengan adat keraton tersebut

Banyak kita lihat pejabat dan petinggi instansi ketika pensiun banyak yang stroke dan stress karena anak buahnya yang suka berkata ‘yes, bos’ dulunya tidak ada satupun yang bertandang ke rumahnya seperti dulu kala

Bahkan kalau ketemu di jalanpun mereka tidak menyapa dan pura-pura tidak kenal. Orang yang mengalami seperti ini biasanya mereka yang dulunya PNS sombong sok berkuasa seakan-akan kantor punya miliknya

Dan menganggap kalau tidak ada dirinya kantor tidak akan jalan dan bahkan kantor tutup karena dirinya yang paling berjasa terhadap kantor

Sudah menjadi hukum alam bahwa orang yang sombong dan sewenang-wenang (bertindak semaunya sendiri tanpa mengikuti aturan) masa tuanya akan terhina

Dan orang yang suka marah-marah serta cepat emosional masa tuanya akan terserang banyak penyakit seperti darah tinggi atau stroke, begitupun dengan orang licik munafik yang suka main belakang bertindak baik dan manis didepan orang tapi bertindak jahat dan bencinya bukan main dibelakang

Serta suka menebar kebencian yang dibalut dalam tindakan sopan-santun, orang seperti ini cacingpun tidak sudi memakan jazadnya karena terlalu busuk untuk dimakan

Kantor pemerintahan adalah kantor publik maka bertindaklah sebagaimana seharusnya bertindak professional, tau apa yang harus dikerjakan, tau kapasitasnya sebagai apa, dan memiliki keahlian.

Sebaliknya, kantor private adalah kantor swasta yang bisa dimiliki oleh pribadi. Jika kalian ingin berkuasa dan ingin mewujudkan impianmu misalnya ingin diperlakukan bak raja dan ingin terbang ke angkasa

Maka sebaiknya memiliki kantor private karena itu kantormu. Tapi, jika semua karyawanmu hengkang maka jangan salahkan mereka.

Sadarilah janganlah menjadi PNS sombong dan sok berkuasa karena kalian hanya menumpang hingga batas pensiun

Dan kantor yang kalian banggakan akan dihuni silih-berganti oleh penghuni pegawai baru, begitulah seterusnya tidak ada penghuni tetap karena semuanya hanya sesaat.     

Read also :  Setelah Menikah Masih Tinggal di Rumah Orang Tua !

Melihat fenomena ini, tidak lepas dari ‘kondisi’ yang mendukung PNS sombong untuk bersikap demikian. Seperti yang kita tahu bahwa untuk memindahkan pegawai sulit sekali apalagi memecatnya hampir tidak ada bahkan bisa dikatakan tidak ada pegawai yang kena PHK.

Selama ini, pegawai yang mengalami rotasi hanyalah pegawai yang menduduki jabatan structural, secara hukum alam sesuatu yang bergerak akan lebih dinamis dibandingkan yang tidak bergerak.

Sulit sekali untuk menggerakkan pegawai yang telah lama ‘membeku’ pada satu tempat untuk bergerak dinamis. Ibarat menggerakan gajah besar yang tidak bergerak.

Bagaimanapun program visi dan misinya pejabat tidak akan berjalan dengan baik bahkan itu hanya berlangsung sesaat saja dan tidak berkelanjutan jika tidak ada gerakan dinamis pada pegawai bawahannya.

Bahkan seringkali dijumpai pegawai yang membangkang atasannya, apalagi jika atasannya orang palsu bukan orang asli tempatan

Untuk membuat air mengalir dan jernih maka harus bergerak, tidak hanya pejabat saja yang di rolling seharusnya tingkat staf juga dirolling agar jernih dan timbul semangat baru dalam bekerja, dengan begitu maka gaya pegawai sok pemilik kantor pun tidak ada lagi, dan tidak adalagi istilah orang asli-orang palsu yang ada adalah orang Indonesia.     

Info lain: Setinggi-tingginya Karir PNS, Jabatan dan NIP Tidak Bisa Diwariskan

x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *