Bawean Prototipe Atlantis di Laut Jawa Berada di Busur Geologis Sama

peta bawean dan atlantis di laut jawa
Bawean Prototipe Atlantis di Laut Jawa Berada di Busur Geologis Sama

Mikamoney.com– Bawean prototipe Atlantis. Saat ini, ada terumbu karang yang ada bernama Gosong Gia atau Annie Florence Reef di Laut Jawa.

Bagian atas terumbu sekitar 10 meter di bawah permukaan laut rata-rata, dan dasar laut sekitar 55 meter di bawah permukaan laut rata-rata.

Struktur kota masih terlihat dari pola terumbu karang. Kedalaman laut di sini persis bertepatan dengan permukaan tanah sekitar 11.600 tahun yang lalu.

Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apa yang ada di dalam terumbu karang.

Pulau Bawean di Laut Jawa adalah prototipe dari pulau Atlantis karena memiliki lingkungan yang sama, formasi geologi dan proses tektonik, serta mereka terletak dekat.

Kepulauan Bawean dan Atlantis keduanya terletak di busur geologis yang diidentifikasi oleh para geolog sebagai Bawean Arc. Dengan demikian, Bawean prototipe atlantis

Gambar 1: Gambaran Detail Atlantis

Kerajaan Atlantis didirikan oleh dewa bernama Poseidon, yang dipinjam dari mitos Yunani. Tanah itu dibagi menjadi sepuluh bagian yang diberikan kepada anak-anaknya.

Baca juga: Pengembangan kota satelit di pulau Bawean

Ada sebuah kuil suci yang didedikasikan untuk Poseidon dan istrinya, Cleito di tengah-tengah benteng.

Poseidon adalah salah satu dari dua belas dewa Olimpia dari panteon dalam mitologi Yunani.

Domain utamanya adalah lautan, sehingga ia disebut “Dewa Laut”, yang mengendarai makhluk laut yang menyerupai kuda.

Dalam karya-karya paling awal dari literatur Yunani kuno, Poseidon lebih dikenal luas daripada Zeus dan dianggap sebagai dewa tertinggi, sebagaimana disebutkan dalam tablet Linear B dari Zaman Perunggu Yunani pra-Olympians. Homer di Iliad menyebutnya sebagai pelindung kota-kota Hellenic.

Poseidon dianalogikan dengan Nethune dalam peradaban Etruscan, sekitar abad ke-1 SM, yang juga disebut “Dewa Laut”. Dalam bahasa Latin, namanya diubah menjadi Neptunus dalam mitologi Romawi.

Read also :  Manfaat yang akan Anda Rasakan dari Jenis-jenis Rasio Keuangan

Neptunus digambarkan sebagai dewa yang menggerakkan makhluk laut menyerupai kuda ekor naga dan dipersenjatai dengan trisula, seperti Poseidon. Ini menunjukkan pengaruh kuat mitologi Yunani.

Poseidon Yunani dianalogikan dengan dewa Baruna atau Waruna di kepulauan Nusantara yang diberi gelar “Dewa Air”, Penguasa Laut dan Samudera.

Baca juga: Maulid Nabi SAW di Bawean khas dengan kearifan lokal

Dalam mitologi pra-dharma, Baruna dianggap sebagai dewa tertinggi melawan yang lain dan pendiri hukum pertama di dunia.

Baruna digambarkan mengendarai monster laut bernama Makara, di mana di bagian depan menyerupai binatang buas, dengan gigi besar dan gading, dan di bagian belakang dalam bentuk ekor naga raksasa, kadang-kadang berkaki.

Dalam mitologi India, Makara digambarkan sebagai makhluk darat di bagian depan, seperti rusa, buaya atau gajah, dan makhluk air di bagian belakang, seperti ikan atau anjing laut, atau kadang-kadang ekor atau bunga merak.

Gambar 2. Danau Kastoba Pulau Bawean bekas letusan gunung api purba

Poseidon dan Baruna adalah analog, dibuktikan bahwa keduanya adalah dewa laut atau samudera, menjadi pendiri hukum pertama, membentuk dewa tertinggi di masa awal, dan menggerakkan makhluk laut mitologis.

Selain beberapa nama lain, Kalimantan memiliki nama Warunapura, berarti Tanah Dewa Baruna.

Kronik Jawa kuno Nagarakretagama menyebutkan sebuah Negara kuno yang berada dalam lingkup pengaruh Majapahit yang disebut Baruné, yang kemudian diidentifikasi sebagai Barunai, sebuah kerajaan Brunei modern.

Sumber-sumber Eropa lebih lanjut pada abad ke-16 menunjukkan nama pulau itu sebagai Burné oleh Antonio Pigafetta atau Bornei oleh Duarte Barbosa.

Kronik Cina dalam dinasti Song dan Ming menunjukkan nama Boni.Kolonial Belanda dan Inggris menamakan pulau itu sebagai Kalimantan.

Kalimantan yang dulunya merupakan pulau Dewa Baruna, analog dengan pulau Poseidon terkait dengan keberadaan Atlantis di wilayah tersebut.

Responses (2)

    1. Bisa dilihat di hasil penelitiannya Dhani Irwanto dalam bukunya “Atlantis di Laut Jawa”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *