Mikamoney.com– Human Capital Index Indonesia dan kaitannya dengan sistem pendidikan yang ada.
Apa itu Human Capital Index ?
Human Capital Index (HCI) atau Indeks Kapital Manusia untuk mengukur sejauh mana organisasi menggunakan, menempatkan dan mengembangkan kemampuan individu untuk berkinerja dan membuat nilai tambah pada organisasi melalui kompetensi, ekspertis dan pengetahuannya
Negara yang memiliki indeks cukup tinggi memiliki manusia-manusia dengan kompetensi yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan Negara-negara lain dengan indeks lebih rendah
Bagaimana dengan Indonesia? Dalam World Development Report 2020, Human Capital Index Indonesia menempati urutan 96 dibawah Dominica dan diatas Jamaica.
Di Asia Tenggara ada beberapa Negara yang memiliki peringkat di atas Indonesia. Yaitu Singapura (peringkat pertama dunia), Vietnam (38), Malaysia (62) dan Thailand (63)
Pencapaian ini tergantung kepada keadaan pendidikan generasi muda sebagai kekuatan modal utama Negara di tahun-tahun mendatang
Cara Berpikir Baru
Klaus Schwab, pendiri World Economic Forum mengatakan “we facing a global talent crisis”. Berkenaan dengan situasi revolusi industri ke-4 yang ditandai dengan penggunaan teknologi informasi untuk otomasi yang memaksa tenaga kerja mengembangkan talentanya dengan lebih fleksibel dan cepat
Menurutnya, kita memerlukan cara berpikir baru dan revolusi drastic yang mengatur sistem pendidikan yang lebih cocok dengan kebutuhan tenaga kerja di masa depan
Setiap Negara perlu meninjau kembali sistem pendidikannya yang juga bisa disesuaikan dengan struktur demografisnya. Sehingga dapat membangun pendekatan yang lebih holistic dalam mengembangkan talenta
Salah satu inisiatif yang dikemukakan secara global adalah diadakannya pendidikan berkualitas yang menjamin terbangunnya sikap inklusif, fleksibel, serta pembelajaran seumur hidup. Apakah Indonesia sudah mengikuti tren ini? Ataukah masih berkutat pada literasi dan numerasi?
Apakah kita meyakini bahwa pendidikan tidak hanya sekedar transfer pengetahuan melainkan suatu sistem holistic yang di desain untuk membantu semua anak mencapai tingkat potensi yang paling optimal dan menjadi warga Negara yang utuh dan produktif serta siap memimpin masa depan?
Pendidikan
Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB, 2012 mengatakan “Education must fully assume its central role in helping people to forge more just peaceful and tolerant societies”.
Berarti, pendidikan berkualitas bukan berarti angka atau jumlah kata yang sudah bisa dibaca seorang murid berusia lima tahun atau bahkan bagaimana ia bisa lulus ujian
Pendidikan berkualitas perlu menyasar dua tujuan. Yaitu secara pedagogis dan pengembangan yang sasarannya adalah keaktifan dan produktivitas murid atau mahasiswa di masyarakat.
Focus pendidikan adalah menjadikan murid sebagai individu yang utuh secara sosial, emosional, mental, fisik, dan kognitif terlepas dari siapa dirinya, gender, suku, status sosio ekonomi, dan lokasi geografisnya
Sekolah berkualitas perlu berupaya agar siswa menganut gaya hidup yang sehat. Mempelajari apa dan bagaimana ia harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, belajar aktif dan berani bereksprimen, mempunyai akses, mempunyai akses untuk belajar mandiri, serta siap bekerja dan berpartisipasi dalam lingkungan global.
Seperti yang dikatakan Jack Ma, harus dimulai sedini mungkin “We should put high quality teaching resources into kindergartens, elementary and high schools. It’s too late to mold talents in collage and universities ”
Dalam agenda ke-4 Suistanable Development Goals PBB, dinyatakan bahwa pendidikan berkualitas harus memiliki tiga pilar utama, yaitu:
- Pendidikan berkualitas harus mampu menyediakan guru berkualitas yang bisa mendorong siswa untuk berfungsi, berpikir, bersosialisasi, dan berkarya secara optimal
- Pendidikan berkualitas harus mampu menyediakan alat pendidikan yang memadai, seperti komputer dan akses ke internet
- Tersedianya pengembangan professional dan vokasional yang tuntas dan dilakukan secara aman dan suportif
Nelson Mandela, mengatakan education is the most powerful weapon which you can use to change the world
—
Referensi:
Eileen Rachman, 2019. Dari Startup Menuju Unicorn, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta
The Human Capital Index 2020 Update Human Capital in The Time of Covid-19