Buku Why Nations Fail : Mengapa Ada Negara Makmur dan Terbelakang

  • Share
Memahami Mengapa Ada Negara Makmur dan Terbelakang dari Buku Why Nations Fail
Buku Why Nations Fail : Mengapa Ada Negara Makmur dan Terbelakang. Ilustrasi dari buku why nations fail (Photo by Ninno JackJr on Unsplash)

Mengapa ada Negara yang maju, kaya dan mengapa pula ada Negara yang masih berkutat dengan kemiskinan ? apa yang menyebabkan suatu Negara kaya dan lainnya miskin? Untuk mengetahuinya mari kita simak ringkasan dari buku Why Nations Fail yang ditulis oleh  Daron Acemoglu dan James A. Robinson

Penyebab Negara Menjadi Kaya atau Miskin

Satu kalimat yang bisa disimpulkan dari berbagai macam penyebab Negara bisa menjadi kaya dan bisa pula menjadi miskin disebabkan oleh keputusan yang buruk dari politik suatu Negara yang bersangkutan sehingga menyebabkan ketidakadilan daripada faktor budaya geografi dan iklim maupun faktor lain.

Suatu Negara menjadi miskin karena mereka yang memiliki kekuasaan membuat pilihan yang menciptakan kemiskinan.  Mengapa suatu Negara makmur sementara yang lain berjuang dan dilanda kemiskinan dan keserakahan. Beberapa orang mengatakan bahwa itu ada hubungannya dengan budaya lokasi suatu Negara atau kurangnya pengetahuan tetapi ini tentunya tidak dapat menjadi gambaran keseluruhan

Contohnya adalah Negara Bostwana, saat buku itu ditulis, Bostwana menjadi Negara dengan peningkatan ekonomi tercepat di dunia. Sementara, Negara tetangganya seperti Kongo dan Sierra Leone terjebak dalam siklus kekerasan dan kemiskinan.

Inti Buku Why Nations Fail

Inti dari buku ini, berpusat pada pertanyaan mengapa beberapa Negara tetap dilanda kemiskinan sementara yang lain hidup dalam kelimpahan. Jawaban dari pertanyaan ini adalah karena ada perbedaan hasil dari institusi ekonomi dan politik yang ditempatkan selama titik kritis dalam sejarah.

Lembaga Ekonomi Inklusif

Penyebab mengapa dua Negara memiliki standar hidup yang berbeda. Ini berkaitan dengan instutisi yang mereka terapkan termasuk institusi dalam bidang ekonomi. Negara-negara maju menerapkan ekonomi inklusif dengan lanskap ekonomi yang luas untuk undang-undang properti layanan publik dan akses ke pembiayaan/perbankan-nya.

Read also :  Pengembangan Diri Berikut Yang Perlu Anda Ketahui

Ini menjadikan lembaga ekonomi inklusif yang dapat membuka jalan bagi keberhasilan ekonomi karena mereka mendorong warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Mereka kuat alam kebebasan ekonomi seperti Negara Korea Selatan dan Amerika Serikat dimana ekonomi dapat manfaat dari undang-undang kepemilikan pribadi.

Negera maju juga mengembangkan sektor perbankan dan pendidikan publik yang kuat. Ini dapat mendorong orang untuk bekerja keras dan kreatif. Mereka tahu usaha mereka akan membawa kekayaan.

Lembaga Ekonomi Ekstraktif

Sebaliknya, Lembaga ekonomi ekstraktif menerima pendapatan dari satu kelompok dalam masyarakat untuk keuntungan kelompok lain.  Contohnya adalah kolonial Amerika Latin yang memiliki sistem yang dibangun berdasarkan eksploitasi penduduk asli untuk menguntungkan penjajah

Contoh lainnya adalah Korea Utara di mana keluarga kim menciptakan rezim represif yang tidak mengizinkan kepemilikan pribadi dan mengamankan semua kekuasaan untuk elit terpilih. Politik inklusif memiliki pluralisme, ini berarti setiap kelompok dalam masyarakat diwakili secara politik, mereka juga membutuhkan kekuatan terpusat untuk memastikan bahwa supremasi hukum ditegakkan. Ini berbeda dengan lembaga politik ekstraktif atau sentralisasi 

Lembaga politik inklusif adalah yang terbaik karena semua kelompok terwakili yang tidak memungkinkan kebijakan ekonomi ekstraktif

Sebagai contoh, pada abad 14 eropa di landa wabah black death yang merengut hampir separuh populasi eropa. Ini titik kritis, dimana sebelum wabah tersebut melanda, eropa menggunakan sistem ekstraktif yakni tanah dikuasai oleh raja dan dia memberikan tanahnya kepada lord yang berjanji untuk memberikan kemampuan militer sebagai imbalannya.

Para petani menjadi pekerjanya untuk mencari nafkah karena mereka tidak punya tanah sendiri. Namun, para petani membayar sebagian besar dari hasil kerjanya sebagai pajak dan mereka tidak punya pilihan dan kebebasan. Ketika black death melanda, eropa kekurangan tenaga kerja yang sangat besar. Para petani di eropa barat mengambil kesempatan ini untuk menuntut pajak yang lebih rendah dan lebih banyak hak petani

Read also :  5 Tips Jitu Pengembangan Diri dalam Bekerja

Eropa timur tidak begitu beruntung, merek kurang terorganisir dan pemilik tanah berasil mengambil keuntungan dari ini dan mulai menaikkan pajak lebih tinggi dan membuat sistem lebih ekstraktif. Inilah penulis menyebutnya black death sebagai kritis dalam sejarah eropa barat.

Itu berarti akhir dari feodalisme ekstraktif  tetapi di timur semakin memburuk pergeseran kelembagaan adalah hasil dari perbedaan ini yang menyebabkan jalur yang berbeda di mana dua wilayah yang sama tumbuh dalam arah yang berbeda 

Kita melihat penyimpangan institusional yang serupa ketika perdagangan global meluas dan inggris menjajah Amerika. Kadang butuh waktu berabad-bad tetapi ssejumlah kecil titik kritis dapat berarti pergeseran institusional yang menciptakan lanskap ekonomi yang sangat berbeda antara wilayah yang dulunya serupa. 

Titik Kritis

Menghentikan siklus kemiskinan bisa sangat sulit tetapi bukan tidak mungkin kita tahu bahwa peristiwa dalam sejarah dapat mengubah arah masa depan suatu negara tetapi apa yang dapat dilakukan negara untuk memperbaiki lembaga ekstraktif yang mereka miliki terlebih dahulu penulis menjelaskan bahwa sejarah tidak serta merta menghancurkan masa depan negara-negara ini

Kita tahu bahwa institusi inklusif dan ekstraktif dapat tumbuh dari titik kritis siklus dapat diputus. Institusi eksklusif AS melawan orang kulit hitam perlahan menjadi lebih inklusif secara ekonomi dan politik masih banyak yang harus dilakukan tetapi gerakan hak-hak sipil berarti bahwa perubahan yang baik akhirnya datang untuk orang kulit hitam di amerika

Jadi apa yang bisa kita lakukan hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan kita mendorong institusi inklusif sehingga negara-negara ini dapat menumbuhkan kemakmuran mereka sendiri tahukah Anda bahwa bantuan asing tidak banyak mengubah institusi ekstraktif di afrika dan asia tengah

Read also :  Mesin Pencari Sebelum Google

Jika kita ingin mempromosikan perubahan jangka panjang yang positif, kita perlu mengarahkan bantuan asing dengan cara yang lebih berarti. Upaya memberantas kemiskinan tidak pernah terlambat, contohnya Brazil.

Sejak siklus diktator militer digulingkan tahun 1985, dan para politisi Brazil berupaya agar tidak terjadi lagi dimasa depan, penulis telah melihat peningkatan besar dalam kemakmuran negaranya antara tahun 2000 dan 2012. Itu salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ini berfungsi sebagai bukti bahwa menghancurkan rantai kemiskinan tidak pernah terlambat.

Demikian ringkasan dari buku why nations fail. Info lain: Mengapa Peradaban Bangsa Berbeda-beda ?

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *