Astronot Panen Sayuran Pertama di Stasiun Luar Angkasa

astronot panen sayuran di luar angkasa
Astronot Panen Sayuran Pertama di Stasiun Luar Angkasa

Mikamoney.com– Pernah nonton film The Martian yang dirilis 2015? Film yang dibintangi Matt Damon menggambarkan bagaimana sang astronot panen sayuran kentang di planet Mars. Apa yang ada dalam film bertema Sci-fi tersebut kini telah terwujud.

Pada 30 November 2020, astronot NASA Kate Rubins memanen tanaman lobak (radish) yang tumbuh di Advanced Plant Habitat (APH) di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Dia dengan cermat mengumpulkan dan membungkus 20 tanaman lobak dengan kertas timah, menempatkannya di cold storage untuk perjalanan kembali ke Bumi pada tahun 2021 dalam misi Layanan Pasokan Komersial ke-22 SpaceX.

Percobaan tanaman, yang disebut Plant Habitat-02 (PH-02), adalah pertama kalinya NASA menanam lobak di laboratorium yang mengorbit.

NASA memilih lobak karena sayuran ini dipahami dengan baik oleh para ilmuwan dan mencapai kematangan hanya dalam 27 hari.

Tanaman model ini juga bergizi dan dapat dimakan, dan secara genetik mirip dengan Arabidopsis, tanaman berbunga kecil yang berhubungan dengan kubis yang sering dipelajari para peneliti dalam microgravity.

“Lobak adalah jenis tanaman yang berbeda dibandingkan dengan sayuran hijau yang ditanam astronot sebelumnya di stasiun luar angkasa, atau gandum kerdil yang merupakan tanaman pertama yang ditanam di APH,” kata Nicole Dufour, Manajer program APH NASA di Kennedy Space Center (dikutip dari nasa.gov)

 “Menanam berbagai tanaman membantu kami menentukan tanaman mana yang tumbuh subur dalam microgravity dan menawarkan variasi terbaik dan keseimbangan nutrisi bagi astronot dalam misi jangka panjang.”

Tidak seperti eksperimen sebelumnya di APH dan Sistem Produksi Sayuran (Veggie) NASA, yang menggunakan bahan tanah liat berpori yang dimuat sebelumnya dengan pupuk lepas lambat, uji coba ini mengandalkan jumlah mineral yang disediakan secara tepat.

Read also :  Awal Mula Sains Filsafat di Yunani

Ketepatan tersebut memungkinkan perbandingan yang lebih baik dari nutrisi yang diberikan dan diserap oleh tanaman.

Ruangan tersebut juga menggunakan lampu LED putih berspektrum luas merah, biru, hijau dan spektrum luas untuk memberikan berbagai cahaya untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

Sistem kontrol yang canggih mengalirkan air, sementara kamera kontrol dan lebih dari 180 sensor di dalam ruangan memungkinkan para peneliti di Kennedy Space Center NASA memantau pertumbuhan tanaman serta mengatur tingkat kelembapan, suhu, dan konsentrasi karbon dioksida (CO2).

Peneliti utama studi tersebut, Karl Hasenstein, seorang profesor di University of Louisiana di Lafayette, telah melakukan eksperimen tanaman dengan NASA sejak 1995.

Dari proyek ini, Hasenstein berharap untuk mempelajari bagaimana kondisi ruang angkasa seperti tanpa bobot mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan seberapa baik respons cahaya dan metabolisme menyerupai tanaman “yang ditanam di Bumi”.

Astronot panen sayuran lobak ini menjadi tonggak sejarah dalam upaya manusia mengeksplor luar angkasa. Panen bersejarah ini tidak berarti eksperimen selesai, tambah Dufour.

Dengan rencana untuk menjelajahi Bulan dan suatu hari nanti Mars, NASA tahu bahwa astronot perlu menanam makanan mereka sendiri dan astronot panen sayuran yang ditanamnya untuk mendukung misi jangka panjang yang jauh dari bumi.

Sebagai bagian dari program Artemis, NASA berencana melakukan eksplorasi berkelanjutan di dan sekitar Bulan pada akhir dekade ini.

Baca juga: SpaceX meluncurkan dua astronot ke orbit

Divisi Ilmu Biologi dan Fisik (BPS) dari Direktorat Misi Sains NASA di Markas NASA di Washington menyediakan dana untuk Veggie, APH, dan penyelidikan terkait.

Sumber: nasa.gov

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *