Orang Bawean di Mandurah, Perth Australia. SULAIMAN BIN ABDURRAKHIM
Saat kami berbenah hendak menyusun shaf shalat berjamaah pada acara kenduri tiga harinya almarhum H. Muhammad Isa bin Sulaiman, aku hendak bergeser tempat duduk, dan orang di sebelah-menyebelahku hendak bergeser tempat duduk pula. Aduh.., kopiah ku beradu dengan orang di sebelah-menyebelahku.
Sepontan aku bilang, ‘sorry, maaf’, lalu kami saling menatap, dan orang sebelahku itu bilang, ‘eee…, apa kabberna…?!’, ternyata orang di sebelahku itu adalah Sulaiman Bin Abdurrakhim yang kami sudah saling mengenal.
Baca juga: Bawean dan Islam di negeri Kanguru (Bagian 1)
Selepas shalat dan acara kenduri kami dengan leluasa berbincang dalam bahasa Bawean. Bahasa Bawean beliau ternyata amat fasih. Beliau adalah keturunan Bawean dari garis ibu, lahir di Singapore. Kakek dan nenek beliau adalah orang Bawean asli.
Nenek asal Langgundi sedang datuk asal Carabeka. Datuk beliau bernama H. Masykur Kepala (Lora) Pondok Carabeka di Jl. Kelapa, kawasan Kampung Arab Singapore. Maka itu wajarlah bilamana H. Masykur telah dikenal secara popular. Sedang dari garis ayah adalah keturunan Ambon.
Sulaiman bin Abdurrakhim sebelum masuk ke Australia Daratan berdomisili di Christmas Island, dan sebelumnya lagi di Singapore. Beliau masuk Christmas Island pada tahun 1958 dan masuk Australia Daratan pada tahun 1976.
Kini beliau berdomisili di Mandurah.
Mandurah adalah sebuah Kota Satelit yang indah, ia merupakan kawasan wisata yang menarik. Di sinilah antara lain festival kepiting (crab festival) di adakan dalam setiap tahunnya.
Bila hendak ke Mandurah amat menyenangkan bila naik Kereta api, ambil tiket one day. Sampai di Stasiun Kereta Api Mandurah pindah naik Bis (free), kita akan dapat menikmati indahnya kawasan itu dengan berbagai fasilitas dan obyek-obyek yang menarik.
Sungai dan pantainya begitu teduh, tempat-tempat makan minum yang bernuansakan keindahan alamiyah berpaadukan dengan alam modernitas.
Beberapa kali Sulaiman Bin Abdurrakhim telah berkunjung ke Bawean. Beliau masih keluarga juga dengan K.H. Buang Langgundi. Beliau banyak berbincang tentang KH. Buang.
Bila tulisan ini terbaca tak lupa salam buat KH. Buang yang dikaguminya, demikian pula beserta segenap keluarganya.
Saya ingat, saya pun sangat kenal dengan KH. Buang, #tak lupa kiranya saya pun nitip salam buat beliau beserta segenap keluarganya.
(A.Fuad Usfa, Perth WA, 5 Agustus 2010)