Melihat Masa Lalu Nusantara dari Catatan Cornelis de Houtman

PEMBUNUHAN SULTAN MADURA

Di pulau Madura mereka diterima dengan damai oleh penduduk. Sultan setempat berlayar dengan arak-arakan perahu ke kapal-kapal Belanda untuk menyambutnya, tetapi karena mereka berlayar ke kapal yang berbeda dari yang diperintahkan oleh Belanda arak-arakan itu ditembaki dan Sultan tewas beserta 9 orang pengikutnya di perahunya.

KAPAL AMSTERDAM DIBAKAR

Di Pulau Bawean, utara Jawa, kapal Amsterdam dibakar berdasarkan catatan Cornelis de Houtman menyebutkan peristiwa tersebut terjadi pada 11 Januari 1597 karena banyak awak kapal yang meninggal sehingga Belanda kekurangan kru kapal. Karena Amsterdam ada kebocoran, pilihan jatuh pada kapal tersebut untuk ditenggelamkan.

JONG-HOLLAND

Sebelum kembali ke Belanda, mereka pergi ke arah timur menuju pulau Bali untuk mengambil persediaan makanan. Mereka mengelilingi Bali melalui pantai utara.

Bagian paling selatan disebut Verckenshoek, karena mereka bisa membeli babi (babi = varken = vercken). Mereka mendarat di Kuta pada 27 Januari 1507. Karena Bali kaya akan air tawar, para kru Belanda memberinya nama Jong-Holland.

Para kru diterima dengan ramah oleh penduduk setempat dan tinggal di Bali selama 4 minggu. Penduduk setempat ada yang bertanya kepada orang-orang Belanda ini seberapa besar negara tempat mereka tinggal.

Aernoudt Lintgens salah seorang pedagang yang ikut dalam pelayaran tersebut mengambil peta di tangannya dan berkata: “Kemudian saya menunjukkan Belanda, Jerman, Oostland, Norwegia dan sebagian Moskow dan menamakannya Holland.”

Taruna Emanuel Roodenburgh dan Jacob Claesz ketinggalan pada akhir masa di pulau itu. Ketika hendak melanjutkan pelayaran mereka ditunggu selama 3 hari karena belum kembali.

Pada tanggal 25 Februari, armada kapal berangkat meninggalkan mereka menuju arah selatan, tidak tahu apakah kedua orang Belanda itu sengaja melarikan diri dari rombongan kapalnya atau sengaja ditinggal di Bali.

Read also :  Peradaban Bangsa : Awal Mula dan Kolonialisasi Eropa

Pada tanggal 25 Februari 1597, 3 kapal yang tersisa berangkat ke Texel melalui pantai selatan Jawa. Di Saint Helena mereka ditolak oleh Portugis ketika hendak mengambil air minum.

Pada tanggal 14 Agustus, mereka sampai ke Texel. Tersisa kru kapal yang masih hidup 87 orang. Hasil dari kapal-kapal itu adalah 245 karung lada, 45 ton pala, 30 bal fuli dan porselen Cina pilihan. Perusahaan hanya mampu menutupi biaya, tetapi tujuan perjalanan berhasil.

Telah terbukti bahwa berlayar ke Hindia Timur melalui Tanjung Harapan dapat dilakukan tanpa harus mendapat gangguan dari Portugis.

Tahun berikutnya 22 kapal berangkat dari Belanda dan Zeeland, dibagi dalam 6 ekspedisi ke Hindia Timur. Dan jalur perdagangan dimulai.

x

Leave a Comment